Sudah sangat lama ku memikirkannya, tapi belum jua kutemukan jawaban untuknya.
Sekuat bagaimanapun aku memikirkannya, tetap saja belum kudapatkan jawaban.
Sudah kukerahkan seluruh jaringan-jaringan sel otakku yang kian lama semakin erat hubungannya antar satu akson dengan dendrit yang lainnya.
Namun, tak jua kutemukan jawabannya.
Bahkan teori-teori keberadaan yang memenuhi setiap inchi otakku seakan terusik keberadaannya.
Sekalipun terbilang muda, dia tidak sungkan dengan semua yang sudah lama bercokol di benakku.
Kini dia tak hanya menggandakan dirinya bagai virus yang menyesakkan otakku, dia sudah menjalar bak penyakit kronis stadium 4 yang sedang menggerogoti panca inderaku.
Dimanapun aku memandang yang kudapati hanya sosoknya yang riang gembira, pertanda dia senang karena berhasil mempermainkan penglihatanku.
Apapun yang kudengar hanyalah suaranya yang selalu tergiang-giang di telingaku.
Dia tak segan-segan menyentuh seluruh tubuhku, bahkan tak satu senti pun yang tak dijamahnya.
Entah mengapa apapun yang lidahku rasakan hanyalah dia.
Dia selalu menari-nari di atas lidahku, memberi sensasi rasa yang selalu mengingatkanku bahwa ini adalah rasanya.
Tak pelak aromanya menyelundup masuk ke lubang hidungku bersamaan dengan oksigen yang aku hirup.
Dia betul-betul menghantuiku...
Padahal dia hanyalah sebuah pertanyaan
Pertanyaan yang membuatku tak henti-hentinya berpikir.
"Kapan aku bisa berhenti berpikir?"
Sabtu, 20 Juni 2009
Di kala sang fajar mulai menampakkan dirinya, di saat insomnia memaksaku tetap hidup dengan tubuh yang lelah menatap seluruh ciptaan-Nya.
Minggu, 21 Juni 2009
AKU INGIN....
Aku ingin menjadi....
Aku ingin menjadi pencipta
Aku ingin mencipta....
Aku ingin menciptakan kehidupan
Menciptakan kehidupan yang aku inginkan
Menciptakan individu-individu yang patuh padaku
Menciptakan takdir dan nasib bagi ciptaan-ciptaanku
Menciptakan tragedi, fenomena alam, aturan-aturan, dan segala yang berhubungan dengan kosmik
Menciptakan jagad raya yang aku inginkan
Menciptakan surga dan neraka
Menciptakan jodoh, usia, rezeki, dan maut bagi semua ciptaanku
Aku ingin menjadi....
Aku ingin menjadi ciptaan
Aku ingin hidup sebagai pencipta sekaligus ciptaan
Hanya ada satu jalan
Aku mesti menjadi TUHAN
Aku ingin menjadi....
Aku ingin menjadi TUHAN
Menjadi TUHAn yang menciptan dan menjadi ciptaan TUHAN.
Kamis, 18 Juni 2009
Dalam kebimbangan yang begitu mendalam....
Aku ingin menjadi pencipta
Aku ingin mencipta....
Aku ingin menciptakan kehidupan
Menciptakan kehidupan yang aku inginkan
Menciptakan individu-individu yang patuh padaku
Menciptakan takdir dan nasib bagi ciptaan-ciptaanku
Menciptakan tragedi, fenomena alam, aturan-aturan, dan segala yang berhubungan dengan kosmik
Menciptakan jagad raya yang aku inginkan
Menciptakan surga dan neraka
Menciptakan jodoh, usia, rezeki, dan maut bagi semua ciptaanku
Aku ingin menjadi....
Aku ingin menjadi ciptaan
Aku ingin hidup sebagai pencipta sekaligus ciptaan
Hanya ada satu jalan
Aku mesti menjadi TUHAN
Aku ingin menjadi....
Aku ingin menjadi TUHAN
Menjadi TUHAn yang menciptan dan menjadi ciptaan TUHAN.
Kamis, 18 Juni 2009
Dalam kebimbangan yang begitu mendalam....
Label:
PUISI
SETIAP KALI SAAT AKU MENCINTAIMU
Aku mencintaimu di setiap tetes darah yang telah dipompa jantungku ke seluruh tubuhku.
Aku mencintaimu pada setiap detak jantungku yang senantiasa seirama dengan denyut nadiku.
Aku mencintaimu pada setiap hembusan nafasku, entah pada saat menghirup oksigen atau menghembuskan karbondioksida.
Aku mencintaimu di setiap reaksi yang terjadi pada organ tubuhku saat bermetabolisme.
Aku mencintaimu di kala matahari terbit dan terbenam.
Aku mencintaimu di kala mentari merangkak naik dan memberi cahaya juga kehangatan bagi bumi ini.
Aku mencintaimu di kala malam menyelimuti dunia dengan kegelapan dan menghiasinya dengan cahaya rembulan dan gemerlap bintang-bintang.
Aku mencintaimu di setiap pergerakan bumi ketika berotasi pada porosnya.
Aku mencintaimu dengan atau tanpa gravitasi.
Aku mencintaimu meski sudah tak ada lagi yang mencintaimu.
Aku mencintaimu meski diriku telah kehabisan hormon 'CINTA'.
Aku mencintaimu seperti energi yang sifatnya abadi, tak dapat dibuat dan dimusnahkan.
Senin, 15 Juni 2009
Kala cinta itu terus bersemi
Aku mencintaimu pada setiap detak jantungku yang senantiasa seirama dengan denyut nadiku.
Aku mencintaimu pada setiap hembusan nafasku, entah pada saat menghirup oksigen atau menghembuskan karbondioksida.
Aku mencintaimu di setiap reaksi yang terjadi pada organ tubuhku saat bermetabolisme.
Aku mencintaimu di kala matahari terbit dan terbenam.
Aku mencintaimu di kala mentari merangkak naik dan memberi cahaya juga kehangatan bagi bumi ini.
Aku mencintaimu di kala malam menyelimuti dunia dengan kegelapan dan menghiasinya dengan cahaya rembulan dan gemerlap bintang-bintang.
Aku mencintaimu di setiap pergerakan bumi ketika berotasi pada porosnya.
Aku mencintaimu dengan atau tanpa gravitasi.
Aku mencintaimu meski sudah tak ada lagi yang mencintaimu.
Aku mencintaimu meski diriku telah kehabisan hormon 'CINTA'.
Aku mencintaimu seperti energi yang sifatnya abadi, tak dapat dibuat dan dimusnahkan.
Senin, 15 Juni 2009
Kala cinta itu terus bersemi
Label:
PUISI
AKHIR YANG BERARTI
Kebersamaan yang telah kulalui bersamamu
Menghiasi hari demi hari dalam hidupku
Namun, arti hadirmu begitu terasa kala dikau tak ada di sisiku lagi menemaniku mengarungi semua ini.
Kau memberi warna pada hidupku yang monoton
Kau membantuku memaknai kehidupan yang rumit ini
Kau mengajariku tentang segala hal yang tak kupahami
Kini, diriku hampa tanpamu
Musnah tanpa kehadiranmu di sisiku....
14 Mei 2008
Saat aku menyadari ternyata diriku tak sempurna tanpamu
Menghiasi hari demi hari dalam hidupku
Namun, arti hadirmu begitu terasa kala dikau tak ada di sisiku lagi menemaniku mengarungi semua ini.
Kau memberi warna pada hidupku yang monoton
Kau membantuku memaknai kehidupan yang rumit ini
Kau mengajariku tentang segala hal yang tak kupahami
Kini, diriku hampa tanpamu
Musnah tanpa kehadiranmu di sisiku....
14 Mei 2008
Saat aku menyadari ternyata diriku tak sempurna tanpamu
Label:
PUISI
RUANG KOSONG
Sepi...Tak ada seorang pun di dalamnya.
Hening...Tak ada alunan nada do-re-mi membentuk irama yang bersenandung di dalamnya.
Gelap...Tak ada secerca cahaya, bahkan biasan sekalipun yang memberi sinar di dalamnya.
Ruang kosong.... Mungkin ruangan untuk mengkultuskan sesuatu?
Ruang kosong.... Syarat dengan 'keheningan', identik dengan 'daya mistik', bahkan ekuivalen dengan 'kehampaan'.
Ruang kosong.... Rindu akan hadirnya sosok tubuh dalam wujudaktivitas yang memberi arti agar tak lagi menjadi 'ruang kosong'.
Ruang kosong itu ada tepat di dalam sebuah hati
Tak ada sesosok pun yang menjadi inspirasi bagisetiap gerakan dan impiankuHening...Tak ada alunan nada do-re-mi membentuk irama yang bersenandung di dalamnya.
Gelap...Tak ada secerca cahaya, bahkan biasan sekalipun yang memberi sinar di dalamnya.
Ruang kosong.... Mungkin ruangan untuk mengkultuskan sesuatu?
Ruang kosong.... Syarat dengan 'keheningan', identik dengan 'daya mistik', bahkan ekuivalen dengan 'kehampaan'.
Ruang kosong.... Rindu akan hadirnya sosok tubuh dalam wujudaktivitas yang memberi arti agar tak lagi menjadi 'ruang kosong'.
Ruang kosong itu ada tepat di dalam sebuah hati
Tak alunan syurgawi dunia dalam irama percintaanyang menjadi nada dalam melodi kehidupan
Tak ada penerangan dari tangki minyak rinduyang akan terbakar korek kayu cemburu saat api cinta membiaskan cahayanya
Ruang kosong itu AKU
(November 2007, saat hatiku menjadi 'ruang kosong'tanpamu)
Label:
PUISI
Langganan:
Postingan (Atom)